Mahatma Gandhi yang sederhana, menenun sendiri kain yang ia lilitkan ke tubuhnya, menolak naik mobil dan memilih naik kereta kelas tiga atau berjalan --dengan kaki yang hanya dibalut sandal polos yang nyaris tak pernah ganti.
Namun, jika tahu, Gandhi yang menolak segala simbol materialisme mungkin bakal terkejut, sepasang sandal bekasnya dihargai AU$ 23.000 atau setara Rp 229 juta.
Sandal berukuran 8, yang bagian tumitnya setinggi setengah inchi adalah bagian dari milik Bapak India yang dilelang bulan ini.
Barang lainnya adalah koleksi seharga AU$ 380 ribu termasuk selendang yang ditenun Gandhi, juga sebuah tasbih untuk sembahyang.
Banyak benda miliknya yang diberikan pada kerabat dan teman dekat -- yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi.
Darah Kematian Gandhi
Sebelumnya ada benda terkait Gandhi yang dilelang dan jadi kontroversi: rumput dan tanah yang terciprat darah Gandhi saat dibunuh pada 30 Januari 1948.
Benda yang dianggap tak pantas itu terjual seharga 10 ribu poundsterling atau setara Rp147 juta.
Seperti dimuat Daily Mail, 20 April 2012, adalah seseorang bernama PP Nambiar yang mengumpulkan tanah dan rumput berdarah itu usai kejadian. Dalam surat bertanggal 24 September 1996, Nambiar menulis, "Ini adalah relik suci, bagian kecil dari sejumput tanah yang saya kumpulkan pada 30 Januari 1948, dari titik di mana Bapak India, Gandhi, wafat diterjang peluru pembunuhnya."
Ia menempatkan tanah dan rumput berdarah itu dalam sebuah wadah khusus.
Detik-detik Kematian Gandhi
Pada 30 Januari 1948, seorang pria tiba-tiba mencegat Gandhi yang sedang berjalan kaki menuju kuil, untuk beribadah. Pria bernama Nathuram Godse itu membungkuk, memberi hormat.
"Saudara, Bapu (Bapak) sudah telat," kata perempuan yang mendampingi Gandhi, kepada Godse. Tak ada jawaban keluar dari mulut Godse, dia malah serta-merta mendorong si pengiring dan menembakkan tiga peluru ke dada Sang Mahatma--Sang Jiwa Besar--dengan pistol semiotomatis Baretta.
Darah muncrat dari tubuh renta itu, Gandhi pun rebah ke tanah, dengan kata terakhir, "Hey Ram, Oh Tuhan," terucap dari bibirnya. (Ein)
0 komentar:
Posting Komentar